Kebermaknaan Hidup Dari Sudut Pandang Psikologi - Diallogi

HEADLINE

Post Top Ad

<>

Selasa, 24 Desember 2019

Kebermaknaan Hidup Dari Sudut Pandang Psikologi

Haii Haii Hallo readers setia sobat Diallogi...
Kali ini Diallogi bakal ngebahas perihal makna hidup tapi dari sudut pandang psikologi. Kira-kira sobat disini udah punya makna belum sih dihidup kalian? Terus sebenarnya apa sih makna hidup itu?

Jadi gini sobat, ngebahas perihal makna hidup di psikologi juga ada tuh ahlinya, namanya Victor Frankl yang masuk dalam ranah psikologi eksistensial-humanistik. Jadi pak Frankl ini menekankan konsep tentang “kemauan akan arti” sobat. Katanya untuk menemukan makna hidup ini kita harus cari dan nemuin sendiri, hadirnya orang lain pun mereka hanya bisa menunjukkan atau mengarahkan. Kalau gitu ceritanya, Diallogi pun ga bisa ujuk-ujuk mempersembahkan itu buat kalian para sobat Diallogi. Kalian harus berjuang, pasti bisa.

Lalu konsep dari makna hidup itu sendiri apa sih?
Berbicara perihal konsep, pak Frankl ini menyebutkan dalam teorinya sebagai Logoterapi yang artinya mengakui manusia sebagai makhluk yang punya kebebasan dan dapat menentukan apa hal atau jalan terbaik sebagaimana keinginannya sobat. Manusia disini digambarkan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari dimensi somatic (ragawi), psikis dan spiritual.

Berarti orientasi teori dari pak Frankl disini jelas dong ya, bukan masa lalu atau masa sekarang, melainkan masa mendatang (future oriented) sobat. Kenapa gitu? Ya soalnya makna itu kan harus dicari dulu, trus dalam keadaan sadar dan sengaja lalu kita jadikan ia sebagai tujuan untuk diraih dan diperjuangkan. Kayak kamu..eh. 

Ngomongin tentang Logoterapi, ini dibangun dari 3 asumsi dasar sobat, yaitu kebebasan berkeinginan, keinginan akan makna dan makna hidup. Ketiganya saling menopang satu sama lain. Memang sih kita bebas untuk berkeinginan tentang apapun, tapi inget juga sobat kalau kebebasan disini bukan bebas sebebas-bebasnya tanpa batas. Tapi kebebasannya lebih diartikan untuk menentukan sikap terhadap kondisi-kondisi biologis, psikologis, dan sosiokultural secara sadar dan harus dapat menerima tanggung jawab dari setiap kondisi yang mengikuti si kebebasan yang sobat pilih itu, baik pada lingkungan sosial maupun diri sendiri. Intinya kebebasan yang dimaksudkan pak Frankl, saat sobat berani ambil suatu sikap atau keputusan, trus tiba-tiba ada masalah, hadapi masalah itu cuy, bukan malah lari.

Perihal keinginan akan makna, inilah yang mendorong setiap manusia untuk melakukan berbagai kegiatan sobat, biar yang dirasain dalam hidup tu berguna, berharga dan berarti (meaningfull). Dan perihal makna hidup itu merupakan hal yang dianggap penting karena memberi nilai khusus buat seseorang sobat, sehingga layak untuk dijadikan tujuan dalam hidup. Kalau sudah gitu siapa yang ga bahagia coba? Ya ga ada lah...

Apa yang terjadi ketika Seseorang Kekurangan/Kehilangan Makna Hidup?
Pak Frankl berkata, ketika seseorang mengalami hal tersebut itu namanya seseorang tengah mengalami neurosis atau sebutan khususnya noogenic neurosis. Keadaan macam apa itu? Ini adalah suatu keadaan yang bercirikan tanpa arti, tanpa maksud, tanpa tujuan dan hampa sobat. Kayak Diallogi tanpa kalian... ga bergairah, ada yang kurang, kosong, ya semacam itulah.

Terus Gimana Caranya Menemukan Makna Hidup?
Dalam menemukan makna hidup kita harus dapat menerima dan memahami dengan cara merenungkan bahwa kita memiliki kebebasan, suara hati serta tanggung jawab. Sebagaimana sebelumnya sobat, meskipun kita memiliki kebebasan tapi sebenarnya manusia itu makhluk terbatas, begitupun kebebasannya. Dengan memahami konsep itu maka kita pun akan dapat menyadari keadaan diri dan suara hati. Pak Frankl mengartikan suara hati sebagai kemampuan intuitif manusia untuk menemukan makna dalam hidupnya, inilah yang membuat kekhasan akan makna dalam setiap situasi. Dan ketauilah sobat, keduanya menemukan ekspresi di dalam tanggung jawab. Jadi, dinamikanya kurang lebih begini sobat,
kita punya kebebasan, bebas tanpa adanya tanggung jawab maka akan jadi kesewang-wenangan. Lalu dengan tanggung jawab, kita sebagai individu dihadapkan untuk menemukan makna bagi hidup kita itu”.

Disamping itu pak Frankl juga memiliki tiga cara yang bisa dilakukan untuk menemukan makna hidup loh sobat. Kira-kira apa aja ya, kuy simak bagian yang berikut ini.
1. Creative values.  Panggilan akan makna hidup tidak dijawab hanya dengan ungkapan melainkan tindakan sobat. Dan jawaban perihal makna hidup akan terjawab dengan bertindak aktif pada kondisi aktual sehari-hari, seperti dalam pekerjaan. Loh kok pekerjaan? Iya, karena kita dapat menggunakan kekuatan-kekuatan kreatif kita biasanya melalui pekerjaan yang kita lakoni itu sobat. 
2. Experiential values didapatkan dengan cara menghayati kebaikan, kebenaran dan keindahan. Contohnya gimana? Ya seperti menikmati alam, budaya, karya seni, dan masih banyak lainnya. Biasanya nih sobat, Experiential values yang paling dalam didapatkan manusia adalah dengan mencintai orang lain. Karena dengan cinta itu adalah satu cara untuk memahami manusia sedalam-dalamnya, dapat meilhat karakter, kekurangan, kelebihan, dan potensi dari seseorang. Hal yang menarik dari cinta sejati yang di bahas pak Frankl nih sobat, ketika kita mencintai seseorang, yang kita cintai bukanlah apa yang dimilikinya, tapi eksistensinya. Dengan eksistensinya itulah seseorang yang kita cintai tampil sebagaimana pribadi yang tak bisa dibandingkan atau digantikan oleh orang lain. Dan cinta tidak hanya sekadar situasi emosional, tapi cinta adalah tindakan intensional yang tertuju pada esensi dari seorang pribadi yang dicinta. Esensi ini tidak tergantung dengan eksistensi, sehingga dapat dikatakan bahwa cinta lebih kuat daripada kematian. Kenapa? karena ketika eksistensinya (orang yang dicinta) direnggut oleh kematian, esensinya tak akan pernah mungkin tersentuh oleh kematian. Romantis bukannn...
3. Attitudinal values, merupakan makna hidup yang lahir dari sikap seseorang menghadapi realita kehidupan yang ada sobat. Sebagai manusia, tidak menutup kemungkinan dalam menemukan makna kita kerap dihadapkan pada nasib atau penderitaan yang tak bisa dielakkan. Pak Frankl pun pernah mengatakan “Penderitaan tak akan jadi lagi penderitaan ketika si penderita sudah menemukan makna dari apa yang menjadi penderitaannya”.

Semoga sobat Diallogi semuanya dapat segera menemukan apa makna hidup kalian ya. Ehh iya, makna hidup itu sifatnya personal dan unik sobat, jadi setiap kita bebas menentukan cara kita masing-masing untuk menemukan dan menciptakan makna seperti apa dalam hidup.
So, selamat mencari semoga dapat. See you... (Sani Utami)

6 komentar:

  1. Segala makna hidup pun ada teori nya yak.

    BalasHapus
  2. Nah, kalaulah anak psikologi bahas tentang ini. Nulisnya rapi bangat..karena ngerti bangat

    BalasHapus
  3. Nah, kalaulah anak psikologi bahas tentang ini. Nulisnya rapi bangat..karena ngerti bangat

    BalasHapus
  4. Auto mikir, selama ini hidupku udh ckp bermakna blm ya? 😄

    BalasHapus

Post Top Ad

<>