Chapter 02 _ Kisah ini diambil based on true story ya. Kejadiannya belum lama, waktu itu Senin pagi, 22 Februari 2021.
Singkatnya bertahun-tahun selain jadi beban keluarga juga jadi beban teman, lantaran tidak bisa mengendarai sepeda motor. Kalian yang ga bisa berkendara pernah ngerasa gitu juga ga sih? Tapi terkadang ada senengnya juga, karna kalau pergi kemana-mana pasti diantar jemput, berasa jadi orang penting. Ga tau kenapa pokoknya gitu dah, titik.
Namun semenjak Agustus 2020, bisa mengendarai sepeda motor adalah salah satu pencapaian besar didalam hidup. Bangga dong, karena menurutku pada masa ini bisa berkendara itu penting, bukan lagi buat gaya-gayaan atau pamer, melainkan lebih menjadi kebutuhan. Memang sih balik lagi, kebutuhan setiap orang itu beda. Heran dah cari aman mulu, tapi ya bodo amat.
Kembali ke cerita, nah berkat itu dibanyak kesempatan ada ratusan hal yang bisa kulakukan lewat berkendara sendiri. Perihal berkendara tak hanya motor yang harus kupersiapkan, melainkan juga atribut pentingnya yaitu 'helm' dan yang sering kupakai karena dingin adalah 'sarung tangan', jika jauh pakai sepatu itu wajib.
Seringkali hanya untuk menempuh jarak dekat atau hanya diwilayah yang jarang terpantau para pria berseragam coklat, atribut utama yaitu 'helm' acapkali terabai. Aku sering melakukannya. Entah merasa ga penting, ribet, risih, bikin sakit kepala, sakit leher atau bikin penyok jilbab? Padahal mah kalo dipikir pakek jilbab ataupun enggak pas motoran kehempas angin ya bakal semrawut juga, tapi ya gitu seringnya. Kagak tau juga pastinya yang mana, susah dijelasin.
Hingga kemudian pada Senin (22/02/2021) menyadarkan bahwa atribut-atribut itulah yang menyelamatkanku dari peristiwa kecelakaan jatuh dari motor. Dan lewat peristiwa tersebutlah baru benar-benar kurasakan seperti apa manfaat dari 'helm'.
Apa? Jatuh dari motor? Iya jatuh mah biasa, kata orang bawak motor kalo belum jatuh ga afdol. Keadaannya gimana? Alhamdulillah lecetnya ga banyak, lukanya ga banyak, hanya memar bin terkilir sana sini dan ga parah berkat atribut-atribut itu. Lihat aku, udah jatuh masih bisa merasa 'untung' bin seberuntung ini, Indonesia banget dah.
Bagaimana tidak, jika pagi itu atribut berkendara tak kukenakan, naaslah peristiwa yang kualami. Karena waktu itu bagian kepala depan yang mendarat duluan, untung terlindung dari kaca helm, begitupun bagian tubuh lain yang mendarat kemudian jadi aman dan terlindung berkat atribut-atribut tambahan.
Ketika diingatkan memang terdengar sepele. Tapi saat merasakannya, baru akan benar-benar disadari bagaimana maknanya. Ya itulah salah satu penyakit hidup,... hidupku. Hahaha
Pesennya, berkendaralah yang baik pakai helm dengan benar. Bukan menggurui, ini pesan untukku saja kok, hehe canda untukku. Karena gini, kita ga pernah tahu kapan petaka itu akan datang, entah jaraknya dekat atau jauh ga pernah ada jaminan. (Sani Utami)
#30haribercerita #30hariberceritamaret #30hbc #30hbc21 #sanibercerita #30hbc2102
hehe,, wajib tu,, yang jelas selalu hati hati
BalasHapusSiap bang, hati-hati terus.
HapusBelum ada cerita baru nih?
BalasHapus