Mengapa Kita Bisa Merasa Lapar dan Kenyang? - Diallogi

HEADLINE

Post Top Ad

<>

Jumat, 25 September 2020

Mengapa Kita Bisa Merasa Lapar dan Kenyang?


Hey kalian-kalian teman seperjuangan... 
pernah gak sih pergi berkegiatan terus lupa makan? Lalu dipertengahan kegiatan itu perut kalian berbunyi seakan berteriak “beri aku makan sekarang, berikannn, ayo berikan”. Ah rasanya tidak selebay itu kan ya. Tapi ngomong-ngomong, kok bisa ya kita ngerasa lapar?

Jadi gini sobat, ada beberapa alasan mengapa kita bisa merasakan lapar, yang pertama adalah karna adanya “Sinyal dari Lambung”. Ceritanya pada sekitar tahun 1912 ada Walter Canon dan A.L. Wishburn yang melakukan eksperimen  untuk mengungkapkan asosiasi antara kontraksi perut dan rasa lapar. Nah dari berbagai eksperimennya ini, mereka menyimpulkan bahwa timbulnya rasa lapar adalah akibat dari aktivitas dalam lambung.

Yang kedua adalah karna adanya senyawa kimia dalam darah sobat. Senyawa-senyawa tersebut adalah glukosa, insulin dan leptin.

Para sobat semua rasanya udah pada tahu ya kalau glukosa atau gula darah itu merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi rasa lapar. Karena apa coba? Karena dia? Duh bukannn... tapi karena otak mendapatkan energinya dari sana. Jadi ga heran juga kan, kadang kalau lagi belajar cepat betul ngerasa laparnya, dan salah satu alasannya ya itu tadi sobat. Kalau insulin tahu kan ya, iyaa yang ngatur kadar gula darah, jadi yang gula darahnya berlebih tuh bakalan disimpen di sel- sel sebagai lemak karbohidrat. Itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa saat seseorang mendapat suntikan insulin akan merasakan rasa lapar bahkan sangat lapar karena kadar gulanya tadi diturunkan secara drastis. Dan senyawa yang berikutnya adalah leptin yang berhubungan sama rasa puas, dimana saat protein dilepaskan oleh sel-sel lemak maka akan menurunkan jumlah makanan yang diambil dan meningkatkan pengeluaran energi. Oh iya sobat, kadar konsentrasi leptin ini juga biasanya dikaitkan dengan berat badan loh, dan para peneliti juga tertarik untuk melihat lebih jauh, apakah gangguan pada leptin ini dapat menjelaskan obesitas yang terjadi pada seseorang.

Lalu apa untungya sih kita tahu ini? Ya setidaknya kita jadi tahu dan bisa mengontrol apa yang harus kita makan sobat,  karena akhirnya hal tersebut akan berpengaruh pada perilaku makan kita. Sebagaimana Judith Cohen menyatakan ketika kita makan seperti karbohidrat kompleks kayak sereal, roti, maka insulin akan meningkat, namun kemudian juga akan menurun secara bertahap. Maksudnya gini, sehingga saat kita mengonsumsi makanan dengan gula sederhana seperti permen, minuman manis, maka iya insulin akan meningkat namun juga akan langsung menurun dengan cepat. Loh kenapa? Ya kan itu Cuma gula sederhana dan bukan karbohidrat kompleks. Konsekuensinya adalah, itulah yang membuat kita merasa lapar lagi dan ingin makan lagi dalam waktu yang cepat. So, kesimpulannya adalah apa yang kita makan pada satu waktu tertentu akan mempengaruhi seberapa banyak kita akan makan pada waktu berikutnya.

Terakhir yang bisa mempengaruhi rasa lapar atau kenyang yaitu adanya proses-proses dalam otak. Ada yang masih ingat dengan pelajaran biologi tentang bagian otak mana yang mengatur tentang nafsu makan? Termasuk juga rasa lapar? Iyapp sobat, jawabannya Hipotalamus. Spesifiknya, ada dua wilayah dalam hipotalamus yang membahas akan hal ini. Pertama, Hipotalamus lateral yang terlibat untuk meransang kita menyantap makanan, atau memunculkan gairah kita untuk melakukan aktivitas yang namanya makan saat lapar. Kedua, Hipotalamus ventromedial yang terlibat ketika kita sudah merasa kenyang dan mengakhiri rasa lapar, sehingga saat kita sudah makan maka rasa lapar perlahan akan mulai berkurang dan kemudian memunculkan sinyal untuk membatasi makanan yang ingin kita makan. Bahkan dikatakan pula nih sobat, kalau otak tidak hanya menerima pesan tentang seberapa kita kenyang, tetapi juga perihal seberapa banyak kandungan gizi dalam makanan yang kita makan. Jadi itulah alasannya mengapa saat kita menyantap makanan yang kaya nutrisi akan membuat kita cepat merasa kenyang (menghentikan rasa lapar) sama halnya dengan saat kita mengkonsumsi air.

Apakah hanya itu? Emm beberapa ahli sih bilang sobat kalau ada bagian lain dari otak yang juga berperan dalam rasa lapar, sehingga mereka mencoba melihat lagi tuh, menelisik lebih dalam untuk mengetahui apakah neurotransmiter (senyawa kimia yang membawa informasi dari satu saraf ke saraf lain) dan sirkuit saraf (kelompok saraf yang terlibat dalam bagian otak) memang berperan akan hal ini.

Karakteristik Perilaku Makan
Diyakini atau tidak sih sobat, kadang ada beberapa faktor yang membuat kita ingin terus makan, makan banyak atau malah sedikit makan dan tidak makan sama sekali. Masih ragu? Coba deh kita refleksi ya, kalian pernah galau? Sedih putus cinta? Stress karna banyak tugas? Lalu apa yang biasanya kalian lakukan? Iya diantara banyak hal, salah satunya adalah makan kan?  Makan coklat, ice cream, dan banyak makanan enak lainnya dengan niat ingin meremajakan diri untuk menghilangkan kegalauan, stress atau sedih. Namun tak jarang disamping kesemuanya itu, juga membuat kalian malah tidak berselera untuk makan. Ya memang begitulah cara kerjanya, manusia itu kompleks sobat, sehingga untuk satu bagian saja seperti ini (keadaan emosional) dapat mempengaruhi perilaku lainnya yang akan kita lakukan.

Tidak hanya itu, adanya faktor kognitif dan budaya juga ikut mempengaruhi tentang bagaimana perilaku makan kita lohh. Ga percaya? Contohnya aja gini, kita kan sering tuh ya mengasosiasikan makanan dengan tempat dan waktu seperti saat sedang melakukan aktivitas menonton atau sedang kumpul bersama dengan orang-orang terdekat. Kita akan merasa ada yang kurang jika menonton tidak sambil makan, tidak sambil mengunyah, tidak sambil ngemil lah pokoknya, begitupun saat acara kumpul-kumpul, rasanya ada yang beda aja kalau ga makan atau ga ada sambilan makannya.

Iya atau iya? Nah dari beberapa faktor yang disampaikan diatas, itu bisa digunakan untuk menjelaskan atau menjawab pertanyaan mengapa sampai ada orang yang obesitas atau malah sampai mengalami gangguan dalam makan. Dan dipenghujung kata, sekian dulu bahasan soal lapar, kenyang dan perilaku makan ini ya sobat. Sampai jumpa di edisi lainnya. Bye-bye... (Sani Utami)

2 komentar:

Post Top Ad

<>