Jeng jengg…
Eh ketemu lagi,
hallo hai…
Mungkin beberapa
episode kedepan, ceritanya masih dalam rangka memperingati Sahnya S. Psi.
Penting ga penting sih sebenarnya, tapi ini adalah bentuk apresiasi diri,
mengenang masa dimana semuanya itu butuh
diperjuangkan. Mungkin akan banyak yang terlewat, lolos dari seleksi,
tapi kisahku, kisah ini rasanya sudah cukup menghibur diri. So, berharap kalian
para sobat-sobatku sekalian pada kepo ya. Biar rame, dan Diallogi makin
semangat buat update lagi, lagi dan lagi… hehee… kuyy capcuss…
Awal masa
perkuliahan tepatnya di Tahun 2015 bulan Agustus, dan artinya banyak hal baru
bermula disini. Kehidupan anak koss misalnya, maknanya pun belum kupahami apa,
namun sudah sangat melekat sedari dini.
Oke sobat, daripada
bingung disini akan kuceritakan sepenggal kisahnya, perihal apa itu anak koss:
- Kehidupan anak
koss adalah bentuk kehidupan baru dimana mau apa-apa urus sendiri.
- Dahulu bangun
tidur ditandai dengan suara Ibu namun kemudian tergantikan dengan alarm HP.
-Dahulu sebelum
kesekolah hidangan sarapan sudah siap tersaji, namun kemudian tiba-tiba itu
menghilang.
-Dan Dahulu segala
kebutuhan seperti kebutuhan alat mandi, detergen, sudah tersedia dirumah, dan
setelahnya terganti dengan kalimat “urus sendiri” hahaha…
Semiris itukah
kehidupan anak kos??? Ya bisa diakui iya, tapi kadang-kadang aja kok sobat, kadang-kadang dalam artian yang
fiktif tapi ya. Wkwk
Meskipun demikian,
dengan sendiri mengajarkan kita menjadi mandiri loh, dan asal kalian tahu
semuanya yang terjadi itu adalah ilmu. Dimanapun berada, dan bagaimanapun kita,
yang namanya proses adaptasi itu
penting sobat.
Oh iya, asal kamu
tahu kalau dikampus Psikologi UNP yang berlokasi di Belakang Balok,
Bukittinggi, Sumatera Barat ini lingkupnya kecil, karena kampus ini merupakan
salah satu kampus cabang. Tak heran jika kekeluargaan disini sangat dijunjung
erat. Oleh karena itu, tuntutan untuk saling mengenal satu sama lain terlebih
dengan “senior” sangat ditekankan.
Namun apalah daya
dengan diri ini yang terlalu banyak malasnya waktu itu. Mengapa? Ya karena
rasanya percuma aja gitu, kenalan hari ini besoknya dah lupa. Jadi, tolonglah
pahami ingatan yang tidak seberapa ini…hehehe
Oh iya, BTW dalam
2 atau 3 tahun terakhir ini kampus psikologi sudah ada kok yang di Padang, jadi
mahasiswanya dibagi dua tuh, sebagian ada yang di kampus Bukittinggi dan
sebagian lagi ada yang di kampus Padang.
Balik lagi
kecerita tadi, hari berganti hari, kadang dinanti kadang juga berharap untuk
berhenti. Loh ada apa? Entahlah, terkadang diri hanya ingin mengatakan Lelah.
Tetapi berkat
konflik dengan masalah mengenal senior ini, akhirnya mendorong otak untuk terus
berotasi. Rasanya akan lebih menyenangkan mengenal seseorang lebih dalam meski
sedikit daripada mengenal banyak orang dengan ikatan yang sangat dangkal. Itu menurutku loh ya,
tidak tahu dengan kamu.
Untung saja waktu itu di Kampus Psikologi UNP
menyuguhkan begitu banyak komunitas-komunitas yang cukup menarik. Dari berbagai
pengenalan komunitas waktu itu, akhirnya diri memutuskan untuk jatuh pada
komunitas KATARSIS (kumpulan orang-orang teatrikal) dan Psikopers (Ini seperti
persnya anak psikologi dalam lingkup mini). Lalu rasanya ada juga ikut
komunitas Bahasa Inggris namun hanya sebentar, dan entrepreneur club
yang
tidak lama.
Dari
keseluruhan yang dijalani, semuanya punya cerita dan menemani segala proses
hingga kini. KATARSIS contohnya, lingkupnya memang tak terlalu besar namun
kekeluargaannya begitu terjaga. Disana aku mulai mengenal sosok nek uyut
(sapaan untuk kak Nurul), apak (sapaan untuk Bang Dimas), abah (sapaan untuk
bang Habib), kemudian ada bang Emo, bang Ilham, kak Uci, kak Mala, ka Gita, kak
Fina, teteh, mpit, adek, mput dan teman-teman lainnya yang tak bisa tersebutkan
disini.
Selain
tergabung dalam club ataupun komunitas, rasanya kalau ga ada temen deket tu
masih ada yang kurang-kurang gimana gitu yaa… Untung untuk kesekian kalinya
disini aku juga punya sedikit manusia-manusia yang selalu hadir dalam suka dan
duka, menampung cerita yang aneh-aneh, dan melakukan hal yang aneh-aneh pula.
Iya, mereka adek sama mput. Hehe
Kalau
dalam urusan pembelajaran, awalnya agak kaget sih. Karena emang beda banget
sama masa SMA. Sedikit keteteran sih waktu itu, tapi over all masih bisa dinikmati dan ok aja. Kalau saran dari para
senior tuh katanya gini “kuliah tu ga
harus pinter, yang penting pinter-pinter aja,”. Untuk bahasan gimana mata
kuliah atau apa aja yang dipelajari kayaknya lebih bagus diallogi bahas di
episode lain waktu aja ya sobat.
Sebenernya
masih banyak banget part yang belum tertulis disini, tapi rasanya ni tulisan
kok udah lebih panjang dari rel kereta ya. Daripada-daripada nih kalau masih
ada yang mau ditanyain, ada yang masih penasaran, atau ada yang masih ganjel
dihati, komen aja sobat. Nanti dijawabin kok… Oke rasanya sekian dulu cerita
untuk hari ini ya, see you…
(Sani Utami)
Satu dari banyaknya moment yang dialami, potret ini rasanya ga akan
pernah lupa deh. kejadiannya di tahun 2015 awal masa perkuliahan. Ceritanya nih
manusia-manusia mau gowes ke salah satu tempat wisata di Kamang. Pergi pagi
pulang menjelang petang dan ni kaki rasanya udah ga karuan sobat. Kesana
ngapain? Jalan-jalan aja, ngisi waktu luang sembari ngecek “Kamangnyo
baraia atau indak,” dan ternyata waktu itu Kamangnyo sadang indak baraia guys… Dapat info dari temen-temen
katanya kalau berair itu penampakannya kayak danau. Satu yang menarik, kalau
musim penghujan biasanya emang jadi kering, tapi kalau musim kemarau malah
terisi airnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar